Jumat, 10 Desember 2010

Perbedaan Pengolahan Sampah di Amerika dan Jepang


Selama ini sampah selalu menjadi masalah bagi manusia. Sampah masih dianggap sebagai sesuatu yang tak berguna, tak bernilai ekonomis dan sangat menjijikkan. Jepang dan Amerika merupakan dua negara yang sangat maju. Di negara-negara maju sampah tidak lagi dianggap sesuatu yang tidak berguna. Sampah-sampah tersebut diolah menjadi sesuatu yang sangat berguna. Tapi, tahukah anda bila cara pengolahan sampah di kedua negara tersebut berbeda? Berikut perbedaannya:
ª     Pengangkutan Sampah
Di Amerika, pengolahan sampah diawali dengan datangnya dua unit mobil pengangkut sampah ke sebuah kompleks perumahan. Di mana di depan rumah-rumah tersebut telah ada dua unit tempat sampah besar, yang tertulis sampah organik dan sampah bukan organik. Satu unit mobil pengangkut sampah untuk mengangkut sampah-sampah basah. Sedang satu unit mobil sampah untuk mengangkut sampah-sampah non organik.
Perbedaannya dengan Jepang yaitu, jadwal pengangkutan sampah organik dan non organik tidak dilakukan pada hari yang sama. Selain itu, sampah di Jepang terbagi atas 3 jenis, yaitu :
1.     Sampah-sampah yang basah yang hanya berisi sampah sisa-sisa makanan, sisa-sisa potongan sayur-mayur dan sampah organik (seperti kertas-kertas, tissue, dos-dos kecil bekas sabun cuci, dsb).
2.    Sampah-sampah dari plastik, seperti kantong-kantong yang terbuat dari plastik, dan pet botol plastik
3.    Sampah-sampah yang terbuat dari kaca dan besi
ª     Lokasi Pabrik Pengolahan Sampah
Di Amerika usai pengangkutan dari rumah penduduk dilakukan, kedua unit mobil pengangkut sampah tersebut langsung menuju pabrik pengolahan sampah. Sampah organik menuju gerbang pengolahan sampah organik sedang sampah non-organik di bawa ke bagian gedung yang lain tetapi masih di dalam area yang sama.

Sedangkan di Jepang, pabrik pengolahan sampah rumah tangga, sampah yang terbuat dari plastik dan sampah yang terbuat dari kaca dan besi semua berada di tempat yang berbeda-beda. Pengangkutan pengambilan sampah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pun berbeda-beda. Masyarakat telah diberikan pengarahan oleh pemerintahan daerah masing-masing untuk memilah sampah-sampah tersebut dari rumah, sebelum di serahkan pada petugas sampah dengan kantong plastik sampah khusus yang berbeda-beda jenis pula.
ª     Kondisi di dalam Gudang Penyimpan Sampah.
Sesampainya unit mobil pengangkut sampah di pabrik, sampah masuk ke dalam sebuah gudang besar dan sampah-sampah tersebut di bongkar di sana, sehingga kita dapat melihat sampah bertumpuk-tumpuk di dalam gudang tersebut.
Kondisi ini berbeda dengan di Jepang, truk pengangkut sampah tersebut membongkar muatannya di dalam gudang, tetapi sampah tersebut langsung di masukkan ke dalam sebuah bak yang sangat besar dan kedalamannya bisa puluhan meter dari permukaan tanah.
ª     Pemilahan Sampah
Proses berikutnya, bila di Amerika sampah yang bertumpuk itu dengan alat berat lalu di bawa untuk ditumpahkan ke roller rel (spt biasa kita lihat di resto-resto Jepang yang menyediakan sushi). Di sana telah berdiri tenaga manusia untuk memilah-milah sampah tersebut. Sampah organik di biarkan lewat, tetapi sampah yang terbuat dari plastik atau benda yang tidak sengaja terbawa akan dipisahkan secara manual.
Sementara di Jepang, sampah yang telah masuk ke dalam bak besar tersebut, akan diaduk-aduk dengan mesin pengaduk yang super besar banget. Mesin-mesin sensor akan memilah sampah-sampah yang tak sengaja terbawa keluar dari bak besar itu. Bisa terlihat dengan jelas mesin sensor akan menarik keluar sampah seperti plastik, kaca bahkan besi yang masih tercampur dengan sampah organik sebelumnya.
ª     Pemrosesan Sampah
Selanjutnya, di Amerika sampah-sampah organik akan diproses dengan sebuah mesin menjadi butiran-butiran sampah seperti pasir. Hasil sampah ini akan di bawa dengan giant truck ke sebuah tempat padang pasir luas. Sampah-sampah organik ini akan dikubur, diberikan suatu zat sehingga sampah-sampah tersebut tidak akan dibongkar oleh binatang-binatang liar yang mungkin melintasi daerah tersebut, setelah itu baru di tutup dengan tanah. Sampah-sampah yang terkubur di tanah itu tetap akan mengeluarkan energi panas. Sehingga di tempat tersebut sering ada sebuah pabrik yang tugasnya mengolah energi panas yang dihasilkan oleh penimbunan sampah dapat dimanfaatkan.
Sementara di Jepang, sampah-sampah organik langsung menuju sebuah proses pembakaran sampah dengan suhu yang amat tinggi yang berada ratusan meter di bawah tanah di dalam pabrik tersebut. Hasil dari proses pembakaran sampah tersebut adalah berupa butiran-butiran yang mirip dengan pasir. Nah, butiran-butiran yang mirip pasir inilah yang akan di bawa ke sebuah pabrik untuk proses pembuatan paving block untuk walking area, rest area dan bahu-bahu jalan di Jepang. Butiran-butiran pasir ini jualah yang dimanfaatkan utnuk memperluas dataran Jepang, dengan sebuah tehnologi canggih, di mana tehnologi tersebut dapat membuat daratan baru di tengah-tengah laut. Contohnya: seperti lapangan udara yang ada di Osaka. Di mana bandara tersebut berada di tengah laut dengan daratan buatan. Juga bisa di lihat di banyak tepi laut di Jepang kegiatan proses pelebaran daratan ini. Sedang energi panas yang dihasilkan oleh pembakaran sampah jauh di dalam perut bumi itu langsung dijadikan sumber tenaga listrik untuk kebutuhan pabrik itu sendiri dan masyarakat di sekitar pabrik.
Sedangkan untuk pengolahan sampah non-organik, kedua negara tersebut melakukan proses yang kurang lebih sama. Di mana sampah non-organik tersebut setelah pembongkaran muatan, penyortiran maka sampah non organik dipisahkan berdasarkan jenisnya (kertas-kertas, kayu-kayu, plastik-plastik, kaca-kaca dan besi-besi). Setelah itu sampah-sampah yang telah tersortir berdasarkan kategorinya akan dipress dengan sebuah mesin khusu untuk bisa di bawa dengan mobil-mobil kontainer besar untuk di bawa ke pabrik lanjutan untuk proses daur ulang.
Oleh: Rizka Febriyanti (08303244025)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar